Minggu, 28 April 2013

Memenangkan HP-DON, Laskar Pajang Siap Berjuang !

pks

IPHI - Memenangkan HP-DON dalam PILGUB JATENG 26 Mei 2013 bukan kerja terakhir, begitu pula kemenangan HP-DON bukan tujuan akhir sebuah perjuangan dakwah di Jawa Tengah. Dan bukan juga memenangkan atau kemenangan HP-DON merupakan tujuan dakwah ini. Tetapi memenangkan dan kemenangan HP-DON adalah sarana dan awal kerja dakwah di Jawa Tengah. 
Dan kita meyakini itu !
Tidak ada pilihan lain, kecuali HP-DON harus menang dan dimenangkan. Maka, setiap kader harus mengetuk, silaturrohiim dan mensosialisasikan pemenangan HP-DON ke 7 rumah di lingkungannya.
Pastikan setiap rumah di Laweyan, lebih khusus Kelurahan Pajang tidak ada yang tidak mendapatkan sosialisasi Cagub/cawagub Jawa Tengah HP-DON, mulai saat ini (28/04) tidak ada lagi kader (semua jenjang) yang leha-leha. Semua KADER disetiap tingkatan HARUS GUMREGUT - GUMREGAH, CANCUT TALI WONDHO, RAWE-RAWE RANTAS MALANG-MALANG PUTUNG.
Ekspektasi kader seluruh Indonesia sangat tinggi terhadap kemenangan HP-DON,dan kemenangan HP-DON merupakan kemenangan seluruh kader serta bagian dari kemenangan dakwah itu sendiri.
Ayo berjuang ! be-KERJA dengan CINTA yang HARMONI.

Read more »

Sabtu, 27 April 2013

Penjelasan Ayat "Kabura Maqtan" | Taujih @salimafillah

Semoga Allah bimbing, semoga Dia karuniakan tuk kita semua ilmu yang barakah; berikut tentang "Kabura Maqtan"
pks
  1. Banyak terfahami ayat "Kabura Maqtan" {QS61:2-3} sebagai ancaman bagi yang menyeru tapi belum melaksanakan. Sebagai renungan; ia baik

  2. Tapi tak seyogyanya ia menghalangi kita untuk "Berilmu Sebelum Bicara & Beramal", kemudian menyampaikan ilmu pada yang memerlukannya.

  3. Demikianlah Ibn Taimiyah yang tak menikah tetap membahas Munakahat dalam Fatawa; & Sayyid Quthb tetap mentafsir ayat-ayat rumah tangga.

  4. Sebab pada asalnya {QS61:2-3} bukan tentang halangan itu; melainkan soal kekokohan barisan jihad. Bersambung makna dengan ayat ke-4.

  5. "Hai orang-orang beriman; mengapa kalian katakan apa yang tak kalian kerjakan? Amat besar murka di sisi Allah jika.. dst." {QS61:2-3}

  6. Tafsir kedua ayat ini terkait dengan Asbab Nuzul-nya. Setidaknya ada 2 pendapat mengenai hal ini. Yang pertama dari Ibn 'Abbas.

  7. Bahwa ayat ini turun tentang para sahabat yang kala masih di Makkah bersemangat memerangi Musyrikin; sedang "Kuffu Aidiyakum"

  8. Tetapi ketika di Madinah & jihad diperintahkan; mereka justru mengajukan 'udzur sebab perang itu tak seperti yang mereka bayangkan.

  9. Mereka harus berhadapan dengan keluarga & kerabat tercinta. Berat. Maka Allah menegur mereka dengan lembut & tegas di {QS61:2-3} ini.

  10. Cermin tuk kita; junior yang terlalu terbakar idealita & belum terbentur realita pelik dalam da'wah agar belajar bijak & tak congkak.

  11. Pemahaman kedua; dari Ibn Mas'ud. Bahwa ayat ini turun tentang para sahabat yang masuk Islam lebih awal dibandingkan yang lain.

  12. Di antara mereka ada yang menyebut-nyebut amat beratnya derita & besarnya pengorbanan yang mereka berikan dalam menegakkan Islam.

  13. Allah menegur mereka agar terhindar dari 'penambahan cerita' & dari keadaan kini nan tak sesuai dengan apa yang dulu mereka tekadkan.

  14. Juga agar tak mengecilkan hati & membuat tak nyaman sahabat lain yang baru masuk Islam hingga merasa tak berharga & belum berjuang.

  15. Cermin kita; agar para senior tak mengungkit 'jayanya' masa lalu apalagi jika ditujukan untuk meremehkan & mengecilkan para junior.

  16. Agar dihindari kalimat, "Ente kagak ngerasain waktu kite awal dulu Tong; ngaji aja suse; tempatnye jauh, mesti atu-atu datengnye!"

  17. Kedua makna ini pelajaran penting bagi junior maupun senior; agar senantiasa berjihad di jalan Allah dengan menjaga harmoni barisan.

  18. Itulah makna yang diikat ayat ke-4; "Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalanNya dalam barisan yang rapi..

  19. Seakan-akan mereka adalah bangunan yang tersusun kokoh." WaLlahu A'lam. Demikian; semoga bermanfaat. (pkspapuabarat)
Read more »

Jumat, 26 April 2013

8 ANAK PANAH LAWEYAN


Laweyan - Kita yakin, mereka semua para ustadz dan ustadzah ini, awalnya pasti tidak bersedia untuk diCALEGkan. "Yang lainnya saja" , "Apa tidak ada yang lain ?" atau "Ini sudah mentog, ndak ada yang lain ?", kalimat seperti itu yang sering terucap, ketika kader PKS ditawari jadi BCAD. Tetapi sebagai kader, ketika keputusan sudah diambil, maka siap ! laksanakan ! Sekali Layar Terkembang Pantang Surut Kembali.
       Kita yakin, mereka semua para ustadz dan ustadzah ini, berprinsip bahwa penCALEGkan ini merupakan amanah dakwah dan bukan kepentingan orang per orang, maka siapapun yang nanti ditakdirkan Alloh SWT untuk mengemban amanah dakwah parlemen merupakan kemenangan dakwah, bukan orang per orang. Tidak perlu risau dan tetap semangat.
     Kita yakin, mereka semua para ustadz dan ustadzah ini, sudah siap memenangkan dakwah di Bumi Laweyan. Selamat berjuang dengan CINTA. Selamat berjuang dengan KERJA. Selamat berjuang dengan HARMONI
        Ustadz Abdul Ghofar Ismail, ustadz Suwaris, ustadzah Erlin Susiloprapti, ustadz Kasori Mujahid, ustadz Budhi Hartanto, ustadzah Retno Wulandari, ustadz Arif Nurrohim, ustadzah Sulastri ... Kami siap membersamai dalam perjuangan ini ...




Read more »

Kamis, 25 April 2013

LAYANAN UMAT - tiada HENTI !


Pajang menggeliat ! - Bertepatan 21 April 2013,PKS DPRa Pajang mengadakan PENGOBATAN & CUKUR GRATIS di wilayah basis 1 (Griyan 04/10). Acara dipandu MC handal ms Eko NC yang diawali tilawah qur'an  oleh akh Arif CH pukul 09.00. Setelah sambutan pak RT 04/10 dilanjutkan arahan dari Ketua PKS DPRa Pajang bapak H. Suwaris, S.E. yang juga salah satu CALEG DAPIL 1 Laweyan. Maka, acara BAKSOS PKS dibuka secara resmi oleh ms Tamrin Kurniawan selaku wakil ketua PKS DPC Laweyan.
Pengobatan Gratis yang menghadirkan dr. Indri dan dr. Amel ini diakhir pada pukul 12.00 dengan harapan semoga Alloh SWT ridho. Amiin. Selamat berjumpa di CINTA - KERJA - HARMONI di episode yang akan datang (Mei, Penyuluhan Kanker Rahim dan Payudara )
Read more »

Puisi Putra-Putri Luthfi Hasan Ishaaq: Sang Penyemangat Jihad


Luthfi

Karya: Putra-Putri Luthfi Hasan Ishaaq
masih teringat jelas
berat suara nafasmu
perlahan…
tertahan..
beradu dengan langkah sayupmu
kala kau pulang pukul 03.47
kemudian disusul dengan suara asing dari channel TV kesukaanmu
atau suara bisikan bibirmu mengucap, kala kau membaca buku…
atau tawa lepasmu yang menyusul tepat beberapa menit setelah suara telfonmu mendayu..
masih teringat jelas, ayah…
kelembutan sekaligus lelah yang tertahan dan terpaksa terpancar di sorot matamu
kala pagi kami hendak berangkat sekolah
pelukan hangatmu yang seolah tidak risih akan gerak-gerik kami yang membangunkanmu dari lelapmu yang baru..
serta kecupan manismu di kening kami yang seolah membayar segala rindu yang memang telah tertahan sejak kemarin-kemarin..
segalanya, masih teringat jelas ayah..
jelas betul dalam ingatan kami..
takpeduli, bahwa segalanya kini diperantarai oleh selembar dua lembar kertas surat..
dan terkadang, tanpa tersentuh indra kehangatanmu sama sekali..
segalanya, masih teringat jelas.
kemudian malam itu
ketika tangan-tangan asing wartawan
menarik
mendorong
memperlakukanmu seolah akan melumat habis dirimu
panas hati kami,
panas jiwa-jiwa kami, ayah..
nafas kami tercekat seakan terhenti sejenak
mata kami terbelalak, namun tetap airmata kami tahan
sengaja tak kami biarkan ia jatuh..
tubuh kami terkaku namun tetap memaksa telinga kami mendengar jernih apa yang mereka tuduhkan kepadamu
kasus suap??
itukah yang merekah tuduhkan?
habiskah akal mereka menuduhkan itu padamu?
tidakkah mereka tau?
detik ketika mereka tidur terlelap menikmati waktu istirahatnya
kau justru baru memulai rapat kesekianmu untuk membersihkan
korupsi, kolusi, nepotisme
yang mereka bilang mereka benci?
tidakkah mereka tau?
ketika mereka asik bermimpi,
terlelap dalam mimpi indahnya
mimpi tentang Negara Republik Indonesia
yang bersih
jauuuuh dari kenistaan dan kemarukan petinggi-petingginya
kala itu kau bekerja keras untuk membuat itu terjadi?
menjadikan itu tidak hanya sebatas mimpi
menjadikan mimpi mereka menjadi realiti,
kenyataan
tidakkah mereka tau?
ketika kata jihad masih sebuah teori bagi mereka
hanya sebatas angan semata,
kau sudah jauh habiskan waktumu,
jiwamu,
fikiranmu,
hartamu untuk itu..
ketika jihad masih menjadi cita-cita bagi kami
kau seakan jauh
jauuuuuuh telah meninggalkan kami…
tidakkah mereka tau?
ketika mereka menggerutu atas kelelahan mereka
mengeluh atas kesibukan dunia mereka
engkau, ayah
ayah kami ini
dengan senyuman hangat dan setengah mata menahan lelahnya
membukakan pintu rumahnya
menerima setiap gerutu tamunya
kekhawatiran tamunya
keluh kesahnya..
kebutuhannya..
kemudian memberinya solusi
tanpa sedetikpun
tanpa sejenak saja ia menoleh kepada istirahatnya
Kepada hak tubuhnya..
sekarang mereka tuduhkan itu kepadamu ayah?
telingakukah yang salah?
Jangan.. Ayah..
jangan ragu untuk memanggil kami ayah..
bawa jiwa-raga kami bersaksi atas jihadmu yang nyata
karna tak secuilpuun hati kami percaya apa kata mereka
apa tuduhan mereka
apa fitnah mereka ayah..
takkan pernah kami percaya
takkan pernah..
kami tidakkan diam menangisimu ayah
kami akan tetap melangkah
melanjutkan langkah jihadmu
tak peduli sekerdil apapun kami
kami tidak akan malu dan menundukkan kepala kami ayah..
kami akan buktikan bahwa semangat kami takkan kalah dari semangatmu
akan kami tunjukkan
akan kami renggut kembali engkau kembali ke langkah jihadmu, ayah..
jangan engkau khawatirkan kami, ayah..
karna sebagaimana Allah SWT bersamamu
Ia juga bersama langkah-langkah kami..
doa kami selalu untukmu ayah..
tetaplah tenang dan tersenyum di sana
tetaplah pancarkan tatapan penuh semangatmu..
penghidup semangat tinggi kami,,
tetaplah tersenyum Ayah
hingga kau kembali ke dekapan kami…

Anak-anak adalah anak-anak. Mereka adalah cermin sebuah kejujuran dan ketulusan dari sekelilingnya. Kasus yang tengah menimpa Luthfi Hasan Ishaaq, mantan Presiden PKS, yang asalnya soal suap daging sapi dan sekarang berubah menjadi TPPU (pencucian uang), jelas berpengaruh kepada anak-anak beliau. Selama hampir dua bulan setengah, mereka tidak berjumpa dengan ayahnya. Maklum, sekarang ini LHI, begitu biasa Luthfi dipanggil, tengah ditahan di Rutan Guntur, Jakarta. Memang, ada juga kunjungan di waktu-waktu tertentu, namun itu tentu tidak cukup mengobati kerinduan mereka terhadap ayah tercinta.
LHI mempunyai putra 13 orang. Berikut adalah puisi yang ditulis oleh anak-anaknya, dan kemudian dibacakan di acara Milad PKS di Semarang, pekan lalu, 18-19 April 2013. (Sumber: IslamPos.Com)

Sumber: http://www.pksjaktim.org/puisi-putra-putri-luthfi-hasan-ishaaq-sang-penyemangat-jihad/#ixzz2RRAYC9Kb
Read more »

Rabu, 24 April 2013

Presiden PKS Kumpulkan Pengurus PKS Sedunia di Turki


PKS

Jakarta - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anis Matta bersama rombongan berangkat ke Istanbul, Turki. Di Istanbul, Anis akan bertemu dengan pengurus perwakilan PKS luar negeri dan kader seluruh dunia.

"Istanbul kita pilih karena posisinya di tengah-tengah sehingga kader PKS dari Afrika, Eropa, Amerika, dan Asia mudah berkumpul," ujar Anis Matta dalam keterangan pers yang diterima, Selasa (23/4/2013) malam.

Selain itu, Presiden PKS dan rombongan berencana bertemu dengan pengurus AK Party yang kini berkuasa di Turki. AK Party sendiri telah cukup lama bekerjasama erat dengan PKS.

Diharapkan, kader PKS dapat belajar dari AK Party yang berhasil mengubah Turki dari negara yang tidak diperhitungkan di Eropa menjadi salah satu negara yang perekonomiannya paling menggairahkan dan diperhitungkan di dunia. Turki yang sebelumnya dikuasai militer juga sukses mengelolah transisi negaranya menjadi negara demokrasi maju dan modern.

Pertemuan akan digelar selama dua hari, 27-28 April 2013, disi dengan pengarahan Presiden PKS dan konsolidasi kader menghadapi Pemilu 2014.

Sejak terpilih menjadi Presiden PKS pada 1 Februari 2013, Anis Matta melakukan roadshow maraton ke seluruh wilayah Indonesia. Wilayah yang menjadi prioritas adalah Jabar, Sumut, Jateng, NTB, dan Maluku Utara.

"Saya ingin mengukur apakah mesin politik masih penuh bekerja," ujar Anis.

Hasilnya cukup menggembirakan. Di Jabar dan Sumut, kader PKS yang diusung dalam Pilkada memenangkan kursi Gubernur.Sementara di sejumlah Pilkada tingkat kota/kabupaten di Jabar, Kalsel, dan Kalteng, kader PKS juga memenangkan Pilkada.

"Saya anggap konsolidasi di dalam negeri telah selesai dan sekarang waktunya saya bertemu kader di seluruh dunia," imbuhnya.

Kader PKS di seluruh dunia tercatat sebanyak 7.000 orang yang tersebar di 22 negara. Sejauh ini jumlah tersebut merupakan jumlah kader partai politik terbesar yang berada di luar negeri. (detik.co Jakarta - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anis Matta bersama rombongan berangkat ke Istanbul, Turki. Di Istanbul, Anis akan bertemu dengan pengurus perwakilan PKS luar negeri dan kader seluruh dunia.

"Istanbul kita pilih karena posisinya di tengah-tengah sehingga kader PKS dari Afrika, Eropa, Amerika, dan Asia mudah berkumpul," ujar Anis Matta dalam keterangan pers yang diterima, Selasa (23/4/2013) malam.

Selain itu, Presiden PKS dan rombongan berencana bertemu dengan pengurus AK Party yang kini berkuasa di Turki. AK Party sendiri telah cukup lama bekerjasama erat dengan PKS.

Diharapkan, kader PKS dapat belajar dari AK Party yang berhasil mengubah Turki dari negara yang tidak diperhitungkan di Eropa menjadi salah satu negara yang perekonomiannya paling menggairahkan dan diperhitungkan di dunia. Turki yang sebelumnya dikuasai militer juga sukses mengelolah transisi negaranya menjadi negara demokrasi maju dan modern.

Pertemuan akan digelar selama dua hari, 27-28 April 2013, disi dengan pengarahan Presiden PKS dan konsolidasi kader menghadapi Pemilu 2014.

Sejak terpilih menjadi Presiden PKS pada 1 Februari 2013, Anis Matta melakukan roadshow maraton ke seluruh wilayah Indonesia. Wilayah yang menjadi prioritas adalah Jabar, Sumut, Jateng, NTB, dan Maluku Utara.

"Saya ingin mengukur apakah mesin politik masih penuh bekerja," ujar Anis.

Hasilnya cukup menggembirakan. Di Jabar dan Sumut, kader PKS yang diusung dalam Pilkada memenangkan kursi Gubernur.Sementara di sejumlah Pilkada tingkat kota/kabupaten di Jabar, Kalsel, dan Kalteng, kader PKS juga memenangkan Pilkada.

"Saya anggap konsolidasi di dalam negeri telah selesai dan sekarang waktunya saya bertemu kader di seluruh dunia," imbuhnya.

Kader PKS di seluruh dunia tercatat sebanyak 7.000 orang yang tersebar di 22 negara. Sejauh ini jumlah tersebut merupakan jumlah kader partai politik terbesar yang berada di luar negeri.detikco Jakarta - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anis Matta bersama rombongan berangkat ke Istanbul, Turki. Di Istanbul, Anis akan bertemu dengan pengurus perwakilan PKS luar negeri dan kader seluruh dunia.

"Istanbul kita pilih karena posisinya di tengah-tengah sehingga kader PKS dari Afrika, Eropa, Amerika, dan Asia mudah berkumpul," ujar Anis Matta dalam keterangan pers yang diterima, Selasa (23/4/2013) malam.

Selain itu, Presiden PKS dan rombongan berencana bertemu dengan pengurus AK Party yang kini berkuasa di Turki. AK Party sendiri telah cukup lama bekerjasama erat dengan PKS.

Diharapkan, kader PKS dapat belajar dari AK Party yang berhasil mengubah Turki dari negara yang tidak diperhitungkan di Eropa menjadi salah satu negara yang perekonomiannya paling menggairahkan dan diperhitungkan di dunia. Turki yang sebelumnya dikuasai militer juga sukses mengelolah transisi negaranya menjadi negara demokrasi maju dan modern.

Pertemuan akan digelar selama dua hari, 27-28 April 2013, disi dengan pengarahan Presiden PKS dan konsolidasi kader menghadapi Pemilu 2014.

Sejak terpilih menjadi Presiden PKS pada 1 Februari 2013, Anis Matta melakukan roadshow maraton ke seluruh wilayah Indonesia. Wilayah yang menjadi prioritas adalah Jabar, Sumut, Jateng, NTB, dan Maluku Utara.

"Saya ingin mengukur apakah mesin politik masih penuh bekerja," ujar Anis.

Hasilnya cukup menggembirakan. Di Jabar dan Sumut, kader PKS yang diusung dalam Pilkada memenangkan kursi Gubernur.Sementara di sejumlah Pilkada tingkat kota/kabupaten di Jabar, Kalsel, dan Kalteng, kader PKS juga memenangkan Pilkada.

"Saya anggap konsolidasi di dalam negeri telah selesai dan sekarang waktunya saya bertemu kader di seluruh dunia," imbuhnya.

Kader PKS di seluruh dunia tercatat sebanyak 7.000 orang yang tersebar di 22 negara. Sejauh ini jumlah tersebut merupakan jumlah kader partai politik terbesar yang berada di luar negeri.
Read more »

PKS Tolak Perusahaan Israel Terlibat di PLTP Sumut

Semarang.  Keterlibatan perusahaan asal Israel, Ormat Technologies Inc, pada proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Sarulla di Sumatera Utara mendapat sorotan Soeripto, anggota Majelis Pertimbangan Partai (MPP) DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
“Saya sangat prihatin. Kita harus memprotes kebijakan ini. Israel tidak memiliki hubungan apa pun dengan Indonesia. Saya mendorong agar Ormas-ormas Islam mempertanyakan kebijakan ini,” jelas Soeripto kepada, Senin (22/04/2013) sore.
Soeripto mengkhawatirkan jika keterlibatan perusahaan Israel di PLTP Sarulla ini akan berdampak negatif bagi Indonesia.
“Israel tengah mengetes sejauhmana kelonggaran atau toleransi Indonesia dalam penerima perusahaan-perusahaan mereka (Israel). Jika ini lolos, maka ke depan akan banyak perusahaan Israel yang mengembangkan bisnisnya di Indonesia,” kata Soeritpo.
Secara pribadi, Soeripto telah menyampaikan persoalan ini di depan kader-kader PKS saat memperingati milad PKS ke-15 di Semarang, Jawa Tengah, belum lama ini.
“Kader-kader terkaget-kaget. Bangsa Indonesia harus menolaknya. Masih banyak perusahaan-perusahaan yang tidak kontroversi yang mampu garap PLTP Sumut,” ujar Soeripto kembali menegaskan.
Read more »

Selasa, 23 April 2013

Imtidad ad-Da`wah (امتداد الدعوة)

 Oleh: KH. Hilmi Aminuddin, Lc.   

  Agar al-imtidadud da’awi (penyebaran pertumbuhan da’wah) semakin berpengaruh dalam perubahan, pembinaan, dan siyaghatu al-binaai al-ijtima’i (penataan struktur kemasyarakatan), tidak cukup hanya kita respon dengan al-imtidadu tanzhimi (penyebaran pertumbuhan struktur dakwah). Begitu pula agar struktur kemasyarakatan ini semakin dekat dengan siyaghatu al-binaai al-Islamiy (tatanan struktur masyarakat islami), tidak cukup hanya kita respon dengan al-imtidadud tanzhimi, memperluas dan memperlebar struktur kita.


Respon-respon structural itu harus ditindaklanjuti dengan al-imtidad at-tarbawi (pengembangan pembinaan). Hajman wa waznan, baik kapasitas ataupun bobotnya. Pengembangan tarbiyah yang sudah merupakan pekerjaan kita sehari-hari dan merupakan basis operasional, harus kita kembangkan kapasitas daya tampungnya. Sudah banyak yang menunggu untuk ditarbiyah. Sekarang tidak terbatas pada level mahasiswa, pemuda, atau akademisi. Para professional, pengusaha, praktisi bisnis, banyak yang menunggu untuk ditangani secara tarbawi. Sehingga kapasitas tarbiyah kita harus meningkat. Efeknya, tuntutan kepada pengembangan manhaj tarbiyah pun harus meningkat.

Pendekatan tarbiyah untuk pemuda dan mahasiswa berbeda dengan pendekatan tarbiyah kepada alim ulama dan mubaligh. Berbeda pula dengan para professional, praktisi bisnis, dan lain-lain. Oleh karena itu, fann at-tarbawi, penguasaan teknis operasional tarbiyah harus semakin meningkat. Agar kapasitas tarbiyah daya tampungnya semakin luas.
Untuk menjaga kapasitas, daya dan bobot tarbiyah, jangan sampai tarbiyah kita berkembang nuansanya menjadi ta’lim, apalagi tabligh. Karena ta’lim itu tazwidul ‘ilm (pembekalan ilmu), dan tabligh itu tazwidul ma’lumat (pembekalan informasi). Sedangkan tarbiyah merupakan tashihul aqidah, tashihul fikrah, tashihul akhlaq, dan tashihul ‘ibadah. Sehingga bobot taujihnya harus sangat menyentuh mafatihul uqul, mafatihul qulub, wa mafatihun nufus. Harus membuka kunci-kunci jiwa, hati, dan akal manusia. Tarbiyah harus lebih menggugah, lebih berkesan, dan lebih membangkitkan. Sebab tarbiyah bukan talqinul ulum.
Lapisan pendukung dan simpatisan dakwah menunggu penanganan kita. Kalau mereka merasakannya sama dengan majelis ta’lim umum, bahkan naudzubillah dirasakan sama dengan dakwahtainment, maka itu tidak akan menghasilkan potensi dakwah. Ini harus ditata. Karena tarbiyah itu merupakan kerja pertama dan utama jama’ah dakwah kita untuk membangun potensi SDMnya.

Walaupun begitu, tarbiyah, sebagai upaya manusia, bisa saja—naudzubillah—terjadi infilath tarbawi/falatan tarbawi. Artinya hasil tarbiyah yang tidak terkontrol. Hasil kerja keras dan pengorbanan kita, bisa saja natijahnya jelek. Tidak saesuai dengan yang kita inginkan. Infilat tarbawi biasanya berbentuk:
  1. Munculnya tasyaddud, sikap eksklusif, ekstrim, dan merasa benar sendiri. Ini harus dipantau. Padahal kita memiliki pandangan ijabiyah ru’yah (memandang sisi positif). Pada hakekatnya kebaikan itu ada di mana-mana. Cuma ada yang terkonsolidasi oleh kita dan ada yang belum.
  2. Bersikap kamaliyat (perfeksionis). Seolah-olah tarbiyah itu targetnya menciptakan insan malaki, manusia berkualitas malaikat. Ini juga bentuk infilat tarbawi, bentuk penyimpangan.
  3. Bentuk infilath tarbawi yang lain adalah juz’iyyah. Hanya menukik di sector tertentu saja. Misalnya ruhiyah saja, sementara fikriyah kurang berkembang. Sehingga pertumbuhan cara berfikirnya ketinggalan. Tidak mampu menghadapi komunikasi fikriyah seperti yang kita jumpai di lapangan setelah musyarokah ini. Atau hanya menukik di bidang fikriyah atau siyasah saja. Padahal yang kita harapkan adalah tarbiyah yang integral dan terpadu.
Selain imtidad tarbawi, pertumbuhan dakwah kita juga menuntut imtidad tsaqofy. Kita harus belajar dan belajar, terus menerus. Kita harus mau membaca dan membaca. Baik bacaan yang tertulis di buku-buku, majalah-majalah, surat kabar, radio atau TV. Juga membaca kehidupan masyarakat. Ini semua penting. Sehingga tsaqofah kita berkembang, tidak ketinggalan di segala sector.
Kita bergaul dengan mereka yang beraneka ragam keyakinan, beraneka ragam latar belakang ideology, pendidikan, budaya, dan bahkan kepentingannya. Supaya kita tidak gagap, kekurangan modal ketika menghadapi mereka, maka tsaqofah kita harus ditingkatkan. Bagi yang masih mempunyai kesempatan belajar formal, silahkan tingkatkan. Apakah S1, S2, S3, kalau ada S4 kita masuki. Bagi yang pendidikan formalnya sudah tertib, maka informalnya harus iqro’, terus membaca. Memang kalau kita tidak pandai memenej waktu, tazwidul tsaqafah (pembekalan wawasan) ini akan merosot.
Imtidad tsaqofiy—hazman waznan—harus ditingkatkan. Apalagi ajaran Islam mengajarkan bahwa thalabul ‘ilmi itu minal mahdi ilal lahdi. Menuntut ilmu itu dari bauaian hingga liang kubur. Uthlubul ‘ilma walau bi shin. Walaupun di Cina. Padahal waktu itu dakwah Islam belum sampai ke Cina. Tapi kata Rasul carilah ilmu itu sampai ke negeri Cina.
Jama’ah kita ini, di mana pun, terkenal sebagai madrasah, di mana di dalamnya selalu belajar dan meningkatkan diri, sudah menjadi shibghoh yaumiyah, warna keseharian kita.
Imtidad fanni, penguasaan teknik operasional sesuai bidang dan tugas kerja kita, baik kerja tanzhimiyah atau kerja professional. Penguasaan teknis secara lebih mengerucut sesuai dengan latar belakang tugas kita semakin penting.

Berikutnya adalah imtidad idari. Organisasi kita semakin besar, memerlukan manajerial yang tangguh. Sesuai dengan karakter organisasi jama’ah kita, adalah bukan karakter birokrasi, tapi karakter mutathowwi’in (sukarela). Oleh karena itu kita harus membagi pendelegasian wewenang, tugas-tugas secara lebih merata dan lebih meluas. Mungkin kalau dilihat dari sudut pandang birokrasi—perusahaan atau pemerintahan—organisasi kita amat bengkak. Karena kita ini tidak ada keterkaitan antara penugasan dengan standar gaji. Kalau pun ada, itu sifatnya hanya ta’awun. Itu pun jauh dari standar untuk ma’isyah. Karena kaitannya bukan ma’isyah, tapi lebih kepada muwasholah (penyambung) saja.
Karakter organisasi yang mutathowwi’in, sukarelawan ini, tugasnya harus terbagi. Kewenangan didelegasikan d I dalam bidang-bidang. Kalau ada pos-pos yang kurang berjalan, kita tingkatkan agar lebih mampu berjalan dan memikul tugas secara lebih baik. Bukan dengan cara ditekel/diambil. Kita berusaha untuk meningkatkan para penjaga pos agar bertugas secara bertahap. Agar terbagi secara baik, terlaksana melalui proses ta’awanu ‘alal birri wat taqwa. Ini karena tanzhim kita adalah tanzhim mutatowwi’in, bukan birokrasi.
Karakter organisasi lain, yang terkenal sibuk dan bekerja adalah ketua dan sekretaris. Di organisasi kemasyarakatan itu hal biasa. Mudah-mudahan, insya Allah, itu tidak akan merembes kepada kita. Kita sudah terbagi, semua bekerja, yang penting adalah tanasuq dzaatii. Singkronisasi antar komponen organisasi dalam bidang tertentu, dan singkronisasi antara bidang dengan bidang yang lain. Setiap potensi kader harus termanfaatkan. Dengan begitu semakin meningkat kapasitas, bobot, dan kompetensinya.
Selanjutnya al-imtidad al-iqtishodiy (perkembangan ekonomi). Sampai sekarang pembiayaan dakwah kita masih dalam level konvensional melalui tadhiyyah dari ikhwan dan akhwat, dari ta’awun ikhowi yang luar biasa. Tentu berkahnya tidak diragukan. Tapi kalau diakaitkan dengan tugas berat ke depan, pengembangan ekonomi dakwah harus semakin professional. Basis ta’awun dan tadhiyyah harus selalu terpelihara, karena itu adalah modal awal. Tapi kalau modal awal itu tidak berkembang menjadi professional, maka akan banyak pembiayaan-pembiayaan dakwah yang tidak tertangani secara konvensional.
Sudah barang tentu, Allahu Ghaniyyun Karim. Semua sumber kekuatan, termasuk sumber ekonomi adalah dari Allah SWT. Tapi Allah memerintahkan kita bekerja. Rasulullah SAW pernah melihat seseorang yang setiap hari nongkrong terus di masjid. Beliau bertanya, “Siapa yang member nafkah dia?”. Sahabat menjawab, “Saudaranya”. Kata Rasulullah: “Saudaranya itu lebih baik dari dia”.
Umar bin Khattab juga melihat fenomena serupa. Ada orang terus menerus berdo’a di masjid. Kata beliau, “Alaa ta’khudzu fa’san, litahtathibu?” Mengapa kamu tidak ambil kampak, agar kamu mencari kayu. “Fa innas samaa la tumthiru dzahaban wa la fidhdhoh”, sesungguhnya langit tidak akan pernah hujan emas atau perak. Allah akan menurunkan rizki—apalagi rizki untuk dakwah, yang penting kita tampil di hadapan Allah dengan kerja keras.
Sudah tentu ini untuk para ikhwan dan akhwat yang mempunyai bakat di bidangnya. Kalau tidak mempunyai bakat jangan di dorong-dorong. Karena ada dua kerugiannya: bisnis rusak, dakwah rusak.
Disinilah kemudian peran takaful-ta’awun. Kita bakatnya berbeda-beda. Ada yang tumbuh dengan bakat ekonomi, bakat politik, bakat budaya, bakat kerja di charity. Dari semua bakat yang tumbuh ini terjadi ta’awun dan takaful, saling menopang.
Rasa berbagi dari ikhwah yang sukses ekonominya kepada ikhwan yang menekuni bidang lain harus ditumbuh suburkan. Supoaya tidak aka nada komentar dari masyarakat, “Kasihan itu ustadz, dibiarin sama ikhwannya” Walaupun ikhwan akhwat itu ikhlas, tekun menekuni bidangnya walaupun tidak berefek secara ekonomi. Tapi masyarakat yang akan berkomentar. Banyakl komentar itu dating kepada saya. Biasanya selagi masih dapat saya tangani, saya akan tangani sendiri. Kalau tidak, biasanya saya transfer ke ikhwan lain. Tapi kita tentu tidak harus menunggu komentar dari masyarakat. Maka, ikhwah harus mempunyai semangat berbagi. Alhamdulillah, beberapa ikhwah yang ekonominya baik, mempunyai daftar kafalah untuk ikhwah lain. Kalau kebiasaan ini ditumbuh suburkan, Insya Allah semakin berkah dakwah kita.
Perkembangan ekonomi ini, baik kapasitas atau bobotnya harus meningkat. Dari dulu sering saya komentari, Alhamdulillah pertumbuhan ekonomi di liqo’at/halaqoh itu berkah. Tapi pasar itu lebih luas dari halaqoh. Ketika dating ke halaqoh ada yang bawa jilbab, yang ini bawa barang lainnya, insya Allah berkah. Tapi untuk ekonomi dakwah itu kurang. Salah satu yang dibangun Rasulullah SAW setelah hijrah itu adalah pasar. Maka semuanya harus seimbang anatara pertumbuhan tanzhimi, tarbawi, tsaqofi, fanni, idari, dan iqtishady.
Berikutnya adalah factor ijtima’i. Komunikasi social kita harus diperluas. Dalam hal komunikasi social, tidak perlu memakai taqwim nukhbawi (ukuran kader). Kita perluas komunikasi social kita, lintas partai, jama’ah, agama, dan etnis. Kita lakukan komunikasi secara luas. Karena keragaman atau pluralitas itu adalah fitrah. Rasulullah SAW juga mengembangkan hubungan secara luas. Bahkan ada komunikasi social yang jarang terungkap dari sirah nabawiyah, yang disampaikan Abu Bakar Shiddiq. Ketika menjadi khalifah pertama, beliau sangat memperhatikan kebijakan dan kebiasaan Rasulullah SAW.
Salah satunya, ternyata Rasulullah SAW melakukan komunikasi yang sangat baik dan akrab dengan seorang Yahudi yang buta matanya. Setiap pagi Rasulullah SAW datang mengantar roti dan susu. Orang Yahudi ini sudah tua dan giginya ompong. Kalau diberi roti yang kering dan ada air, roti itu dicelupkan. Kalau tidak ada, dikunyahkan Rasulullah, setelah itu disuapkan kepada orang Yahudi itu. Peristiwa itu hanya diketahui Abu Bakar.

Begitu Rasulullah wafat, Abu Bakar menggantikannya. Karena Yahudi ini buta, ia tidak tahu pada Abu Bakar. Ketika Abu Bakar menyuapkan roti, Yahudi itu berkata, “Siapa kamu?” Abu Bakar menjawab, “Saya biasa datang setiap pagi”—maksudnya menemani Rasulullah. Orang Yahudi berkata, “Tapi rasanya tidak begini, dia lebih halus dan lebih hangat”. Abu Bakar pun menangis.Ini adalah komunikasi lintas agama, dan itu merupakan bentuk riil dari rahmatan lil alamin. Sampai orang Yahudi pun menikmati Islam dalam keyahudiannya. Orang Kristen menikmati Islam dalam kekristenannya.
Walaupun entitas non muslim minoritas di Indonesia, tetap harus terjangkau oleh komunikasi social. Di lingkungan umat Islam diperkokoh. Jangan terhambat oleh beda yayasan, beda organisasi, beda partai. Kita harus terbuka. Kalau mereka mulutnya usil kepada kita, kita maafkan. Karena kita kader dakwah. Kadang-kadang ada organisasi yang terkontaminasi oleh kepentingan partai tertentu, lalu usil kepada kita. Maka kita harus lebih dewasa meresponnya. Tidak perlu terprovokasi oleh sifat-sifat yang kita yakini bukan sifat asli dari organisasi itu. Sekedar terkontaminasi, terkotori oleh kepentingan partai tertentu. Kita jangan mudah terpancing untuk kemudian ketus atau menjadi cuek kepda organisasi itu. Mereka tetap ikhwan kita, saudara kita seiman.
Alaqoh ijtima’i diperluas. Agar kehadiran kita diterima secara baik oleh seluruh komponen masyarakat, lintas partai, agama, dan organisasi. Kalaupun masih ada resistensi, itu bagian kecil dan biasanya berwarna ideologis politik.
Dalam berkomunikasi, prinsipnya, “sayyidul qaumi khadimuhum”, selalu berkhidmat. Dalam Islam, khidmat itu sampai ke tingkat “tabassumuka fi wajhika li akhika laka shadaqah”. Murah senyum, ramah, santun, itu merupakan modal dasar bagi komunikasi social kita.
Ini bagian dari tanhidiyah kita menuju mihwar daulah. Agar tingkat resistensi kehadiran kita di tengah-tengah pengelolaan kehidupan berbangsa dan bernegara semakin kecil. Karena masyarakat melihat realitas fenomena kesantunan, keramahan, dan keterbukaan kita dalam komunikasi, insya Allah resistensi itu semakin mengecil, ia akan selalu ada, tapi akan bisa kita kurangi.
Berikutnya. Imtidad siyasi. Ruang lingkup komunikasi politik harus diperluas. Kemampuan berkomunikasi politik sangat besar pengaruhnya. Komunikasi politik itu mencari kemungkinan-kemungkinan di tengah ketidakmungkinan. Mencari titik temu bersama. Kita kelola dengan baik, supaya tidak ada benturan yang tidak perlu. Kita memerlukan peluang dan ruang pertumbuhan. Untuk menjamin keamanan, ruang dan peluang pertumbuhan, kita harus mengurangi komplikasi-komplikasi politik dengan pihak manapun agar kita mencapai posisi yang aman, bahkan sampai ke posisi dominan. Peluang-peluang kita terbuka banyak. Itu harus kita manfaatkan untuk lebih mengokohkan dakwah dan memperbesar dakwah.
Terakhir, imtidad i’lami. Pertumbuhan di sektor media massa. Memang beberapa factor yang mencuat dan dianggap kendala adalah pembiayaan. Tapi ‘ala kulli hal, masalah i’lam (media) ini perlu dikemas secara baik. i’lam yang paling mendasar dalam gerakan dakwah ini adalah performance dari setiap diri kita. Setiap kita harus memancarkan sum’ah thayyibah (aroma yang baik) bagi jama’ahnya. Itulah modal dasar i’lam.
Di tahun 50-an Sayyid Qutb pernah didatangi banyak aktivis Islam. Mereka mengeluh tentang i’lam. Ada yang berbicara kurang modal, ada yang berbicara masalah keamanan. Ada yang mengeluh majalah-majalahnya sering dibredel, diberangus, dicabut izinnya, atau kantornya digerebek. Sayyid Qutb berkata, “I’lam asasi adalah anfusuhum”. Media utama adalah diri kader itu sendiri.
Mrengelola i’lam ini terkadang gamang. Apakah ini tidak termasuk riya, apa tidak merusak zuhud kita, merusak tawadhu kita?
Kalau kita mengumumkan hal-hal yang terkait dengan pribadi, milik kita atau orang lain secara pribadi, itu baru bermasalah. Tapi kalau terkait dengan kepentingan public, yang kita kerjakan, itu justru diperlukan. Untuk merangsang orang lain mengikuti, membantu, dan mendukungnya. Sikap-sikap kita yang membela umat harus ditampilkan. Bahkan itu bisa wajib, karena mendukung eksisistensi dakwah kita, pertumbuhan dakwah kita.
Faktor-faktor tadi secara simultan bergerak, tumbuh, mutawazin, berkembang. Insya Allah dakwah ini bukan hanya berkembang, tapi pengaruhnya, suaranya mudah didengar. Komentarnya mudah diikuti. Kritiknya mudah diterima. Karena kapasitas dan bobot tanzhimi, tarbawi, tsaqofy, fanni, idari, iqtishady, ijtima’i, siyasi, dan i’lami terkelola, terkemas secara baik, simultan dan seimbang.
Insya Allah ini akan menjadi modal agar dakwah dan jama’ah kita berpengaruh. Jika berbicara didengar, Jika bertindak terasa.
Insya Allah jama’ah dakwah kita semakin berbobot. Mudah-mudahan Allah SWT memberikan taufiq, ri’ayah, inayah. Memberikan tamkin kepada kita. Sehingga semakin mendekatkan diri kita kepada ridha Allah sampai pada li i’lai kalimatillahi hiyal ‘ulya.

imtidad-ad-dawah  
Read more »

SYARAT-SYARAT KEMENANGAN DAKWAH

oleh  Alzena Valdis Rahayu.    


Bahasan liqo tadi pagi tentang Syarat Kemenangan Dakwah bersama saudari tercinta di Masjid Al-Hurriyah. Kita ketahui dakwah yang kita lakukan adalah bukan karena harta tetapi untuk ummat. Oleh karena itu tinggal tindakan kita saja untuk dakwah ini bagaimana, dan tentunya Allah yang selalu memudahkan langkah2 kita. Perlu kita ingat dakwah pastilah menang, dengan atau tanpa kita. Maka, keterlibatan kita dalam dakwah adalah pilihan. Silahkan memilih, hendak jadi penontonkah, pemainkah, atau sekedar komentator dakwah. Semoga Allah berkenan menjadikan diri kita sebagai bagian dari pelaku kemenangan dakwah itu. Aamiin.

Faktor-faktor yang menjadi syarat kemenangan dakwah:
Niat yang ikhlas
Hai orang-orang mu'min, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. (QS. Muhammad: 7)

Taat kepada Pemimpin
      
      Ibn Umar ra. berkata : Nabi Saw. bersabda : “ Seorang muslim wajib mendengar , taat pada  pemerintahnya dalam hal yang disetujui atau tidak disetujui kecuali jika diperintah untuk maksiyat , maka apabila diperintah maksiyat tidak boleh mendengar dan tidak boleh taat ”. ( Terjemah Riadhus Shalihin I , Salim Bahreisy , Hal. 535 )



      Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra. bahwa Nabi Saw. pernah bersabda : “ Seseorang harus mendengar dan mematuhi perintah imam selama bukan perintah maksiyat . Apabila seseorang diperintah maksiyat maka tidak boleh mendengar dan mematuhi ”. ( Ringkasan Hadis Shahih Al - Bukhari , Imam Az – Zabidi , Hal. 600 )





Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasulnya  dan ulil Amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah dan rasulnya, jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih baik bagimu dan lebih baik akibatnya.” (QS. Annisa : 59) 
3.     Sabar dan siap bersiaga (QS .Ali-Imran: 125), (QS. Ali- Imran:200), dan (QS Al-Anfal:66)
“Sekarang Allah meringankan untukmu. Dia mengetahui bahwa padamu ada kelemahan, maka jika di antara kamu ada seratus orang yang sabar, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang, dan jika ada seribu orang (yang sabar) niscaya mereka dapat mengalahkan dua ribu orang dengan seizin Allah Dan Allah beserta orang-orang yang sabar” (QS Al-Anfa1 66).
4      Tsabat/ berteguh hati
ri
Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (Al-Anfal:45)

Tawakal kepada Allah

Berkatalah dua orang diantara orang-orang yang takut (kepada Allah) yang Allah telah memberi ni'mat atas keduanya: "Serbulah mereka dengan melalui pintu gerbang (kota) itu, maka bila kamu memasukinya niscaya kamu akan menang. Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang beriman".( QS Al-Maidah: 23)
6.    Hindari perselisihan
“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu bertemu pasukan (musuh), maka berteguh hatilah dan sebutlah (nama) Allah banyak-banyak (berdzikir dan berdoa) agar kamu beruntun”.. (QS. Al-Anfal: 45)

7.    Doa dan Dzikir
“ Tatkala Jalut dan tentaranya telah nampak oleh mereka, merekapun (Thalut dan tentaranya) berdoa: "Ya Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir." (QS. Al-Baqarah: 250)
Yupz hanya segitu saja yang bisa saya sampaikan terkait tentang bahasan kelompok liqo saya tadi pagi, semoga ilmu yang telah disampaikan murrobi saya ini dapat bermanfaat dan diaplikasikan dalam keseharian kita.
Bogor, 20 Januari 2013
Read more »

Senin, 22 April 2013

CINTA KERJA HARMONI

   Agenda musyawarah kerja cabang II (DPC PKS Laweyan Solo) di Gedung Dakwah DPC Laweyan.
   Kiri-Kanan (akh Tamrin/waketum, ust.Anang/ketum, akh Arif/sekjend) CINTA-KERJA-HARMONI
Read more »

Benarkah kita kader dakwah ?

oleh ustadz Cahyadi Takariawan.    


Benarkah kita kader dakwah? Kader dakwah itu memiliki kepahaman yang utuh. Paham akan falsafah dasar perjuangan, paham akan nilai-nilai yang diperjuangkan, paham akan cita-cita yang hendak dicapai, paham akan jalan yang harus dilalui. Kader dakwah memiliki pemahaman yang komprehensif. Paham akan tahapan-tahapan untuk merealisasikan tujuan, paham akan konsekuensi setiap tahapan, paham akan logika tantangan yang menyertai setiap tahapan, paham bahwa di setiap tahapan dakwah memiliki tingkat resiko yang berlainan. Kepahaman kader dakwah terus berkembang.
Benarkah kita kader dakwah? Kader dakwah itu memiliki keikhlasan yang tinggi. Ikhlas artinya bekerja hanya untuk Allah semata, bukan untuk kesenangan diri sendiri. Sangat banyak godaan di sepanjang perjalanan dakwah, baik berupa harta, kekuasaan dan godaan syahwat terhadap pasangan jenis. Hanya keikhlasan yang akan membuat para kader bisa bersikap dengan tepat menghadapi segala bentuk godaan dan dinamika dakwah. Sangat banyak peristiwa di sepanjang perjalanan dakwah yang menggoda para kader untuk meninggalkan jalan perjuangan. Ikhlas adalah penjaga keberlanjutan dakwah.
Benarkah kita kader dakwah? Kader dakwah itu memiliki amal yang berkesinambungan. Amal dalam dakwah bukanlah jenis amal yang setengah-setengah, bukan jenis amal sporadis, spontan dan tanpa perencanaan. Sejak dari perbaikan diri dan keluarga, hingga upaya perbaikan masyarakat, bangsa, negara bahkan dunia. Amal dalam dakwah memiliki tahapan yang jelas, memiliki tujuan yang pasti, memiliki orientasi yang hakiki. Kader dakwah tidak hanya beramal di satu marhalah dan meninggalkan marhalah lainnya. Kader dakwah selalu mengikuti perkembangan mihwar dalam dakwah, karena itulah amal yang harus dilalui untuk meretas peradaban.
Benarkah kita kader dakwah? Kader dakwah itu memiliki etos jihad yang abadi. Jihad dalam bentuk kesungguhan, keseriusan, dan kedisiplinan dalam menggapai visi dakwah yang hakiki. Kesungguhan membela hak-hak umat, kesungguhan mendidik masyarakat, keseriusan mengusahakan kesejahteraan masyarakat, kedisiplinan membersamai dan menyelesaikan persoalan kehidupan yang semakin kompleks. Kader dakwah harus memberikan kesungguhan dalam menjalankan semua agenda dakwah, hingga menghasilkan produktivitas yang paripurna, di lahan apapun mereka bekerja. Itulah makna jihad dalam konteks perjalanan aktivitas dakwah.
Benarkah kita kader dakwah? Kader dakwah itu memiliki pengorbanan yang tak terhingga nilainya. Dakwah tidak mungkin akan bisa dijalankan tanpa pengorbanan. Sejak dari pengorbanan harta, waktu, tenaga, pikiran, fasilitas, hingga pengorbanan jiwa. Rasa lelah, rasa jenuh, rasa letih selalu mendera jiwa raga, kesenangan diri telah dikorbankan demi tetap berjalannya roda dakwah. Aktivitas dijalani sejak berpagi-pagi hingga malam hari. Kadang harus bermalam hingga beberapa lamanya, kadang harus berjalan pada jarak yang tak terukur jauhnya, kadang harus memberikan kontribusi harta pada kondisi diri yang belum mapan dari segi ekonomi. Pengorbanan tanpa jeda, itulah ciri kader dakwah yang setia.
Benarkah kita kader dakwah? Kader dakwah itu memiliki ketaatan kepada prinsip, keputusan organisasi, dan kepada pemimpin. Prinsip-prinsip dalam dakwah harus dilaksanakan dengan sepenuh ketaatan. Taat kepada pondasi manhaj adalah bagian penting yang akan menghantarkan dakwah pada tujuannya yang mulia. Taat kepada keputusan organisasi merupakan syarat agar kegiatan dakwah selalu terbingkai dalam sistem amal jama’i. Taat kepada pemimpin merupakan tuntutan agar pergerakan dakwah berjalan secara efektif pada upaya pencapaian tujuan. Ketaatan bukan hanya terjadi dalam hal-hal yang sesuai dengan pendapat pribadi, namun tetap taat terhadap keputusan walaupun bertentangan dengan pendapatnya sendiri.
Benarkah kita kader dakwah? Kader dakwah itu memiliki keteguhan tiada henti. Kader dakwah harus selalu tegar di jalan dakwah, karena perjalanan amatlah panjang dengan berbagai gangguan dan tantangan yang menyertainya. Teramat banyak aktivis dakwah semasa, dimana mereka memiliki semangat yang menyala pada suatu ketika, namun padam seiring berjalannya usia. Ada yang tahan tatkala mendapat ujian kekurangan harta, namun menjadi gugur saat berada dalam keberlimpahan harta dunia. Ada yang tegar saat dakwah dilakukan di jalanan, namun tidak tahan saat berada di pucuk kekuasaan. Kader dakwah harus berada di puncak kemampuan untuk selalu bertahan.
Benarkah kita kader dakwah? Kader dakwah itu memiliki kemurnian dan kebersihan dalam orientasi aktivitasnya. Sangat banyak faktor yang mengotori kebersihan orientasi dakwah. Ada kekotoran cara mencapai tujuan. Ada kekotoran dalam usaha mendapatkan harta. Ada kekotoran dalam langkah menggapai kemenangan. Kader dakwah harus selalu menjaga kemurnian orientasinya, tidak berpaling dari kebenaran, tidak terjebak dalam kekotoran. Karena dakwah memiliki visi yang bersih, sehingga harus dicapai dengan langkah dan usaha yang bersih pula.
Benarkah kita kader dakwah? Kader dakwah itu memiliki solidaritas, persaudaraan dan kebersamaan yang tinggi. Ukhuwah adalah sebuah tuntutan dalam menjalankan agenda-agenda dakwah. Semakin besar tantangan yang dihadapi dalam perjalanan dakwah, harus semakin kuat pula ikatan ukhuwah di antara pelakunya. Kader dakwah saling mencintai satu dengan lainnya, saling mendukung, saling menguatkan, saling meringankan beban, saling membantu keperluan, saling berbagi dan saling mencukupi. Kader dakwah tidak mengobarkan dendam, iri dan benci. Kader dakwah selalu membawa cinta, dan menyuburkan dakwah dengan sentuhan cinta.
Benarkah kita kader dakwah? Kader dakwah itu memiliki tingkat kepercayaan yang tak tertandingi. Berjalan pada rentang waktu yang sangat panjang, dengan tantangan yang semakin kuat menghadang, menghajatkan tingkat kepercayaan prima antara satu dengan yang lainnya. Berbagai isu, berbagai fitnah, berbagai tuduhan tak akan menggoyahkan kepercayaan kader dakwah kepada para pemimpin dan kepada sesama kader dakwah. Berbagai caci maki, berbagai lontaran benci, berbagai pelampiasan kesumat, tak akan mengkerdilkan kepercayaan kader terhadap langkah dakwah yang telah dijalaninya.
Jadi, benarkah kita kader dakwah?
Read more »

KARTINI - MERIAH


Read more »

KADER PKS & HARI KARTINI


Read more »

ALEG MASIH NGONTRAK

H. Abdul Ghofar Ismail, S.Si,  anggota dewan dari PKS Kota Solo ini mungkin satu-satunya Anggota Dewan yang masih mengontrak rumah sebagai tempat tinggal bersama isteri dan keenam putra-putrinya.
Read more »

MILAD 15 TAHUN : CINTA - KERJA - HARMONI


Read more »

Sabtu, 20 April 2013

SEMANGAT RAPIMNAS PKS 2013


Read more »

 

TERKINI

FAVORITE

KOLOM